Senin, 28 Maret 2011

RAHASIA DIBALIK SURAT AL A'LAA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Selama 22 tahun 2 bulan 22 hari Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan cara berangsur-angsur. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya : “Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Al-Qur’an surat Al-Israa’:106)
Surat dalam Al-Qur’an dibagi menjadi dua, yaitu surat makkiyah dan surat madaniyah. Surat makkiyah yaitu surat yang diturunkan dimakkah.Sedangkan surat madaniyah yaitu surat yang diturunkan di madinah. Adapun masing-masing pembagian surat ini memiliki ciri-ciri yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain.
Sebagian besar surat Makkiyah mempunyai cara penyampaian yang keras dalam konteks pembicaraan karena pada waktu itu orang-orang mayoritas penduduk makkah adalah suku baduwi yang berwatak keras karena pengaruh lingkungannya dan suka menentang pemerintah.Surat Makkiyah itu ayatnya pendek-pendek dan di dalamnya banyak mengandung perdebatan (antara para Rasul dengan kaumnya) sebelum Nabi Muhammad SAW, karena kebanyakan ditujukan kepada orang-orang yang memusuhi dan menentang, sehingga konteks kalimat yang digunakan disesuaikan dengan keadaan mereka.
Sebagian besar surat Makiyah berisi tentang pengokohan tauhid dan akidah yang benar, khususnya berkaitan dengan tauhid uluhiyahkarena pada waktu itu masyarakat makkah berada diujung jurang kesesatan, yaitu tidak mengenal Allah. Saat itu mereka menyembah berhala (patung-patung yang terbuat dari batu dan kayu). Sehingga hal yang pertama kali harus diperbaiki adalah ketauhidan.
1.2 Rumusan masalah
1. Pelajaran apa yang dapat diambil dari surat al-A’laa?
2. Bagaimana asbabun nuzul surat al-A’laa?
3. Apa isi kandungan surat al-A’laa?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk memperkokoh keimanan para pembaca
2. Menggambarkan lebih detail tentang kandungan surat al-A’laa
1.4 Manfaat penelitian
Tafsir dirasa cukup penting karena ilmu ini sebagai alat bantu dalam menafsirkan Al Quran.Memahami apa yang terkandung dalam ayat al-Qur’an. Sehingga bisa mengetahui apa maksud ayat tersebut, dan mengambil manfaat dari ayatnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis membatasi penelitian ini hanya pada surat al-A’laa, karena keterbatasan ilmu penulis yang belum mampu mengkaji secara lebih jauh tentang ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung berjuta makna. mengkaji atau mendalami ayat al-Qur’an memerlukan pondasi-pondasi yang nantinya bisa mengendalikan dan menghindari adanya kesalahan dalam mengartikan, menafsirkan dan memaknai ayat-ayat al-Qur’an. Sehingga penulis hanya mengupas sedikit tentang surat al-A’laa dan isi kandungannya.
1.6 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini hanya membahas tentang ketauhidan yang terkandung dalam surat al-A’laa. Mengupas peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya.Menelaah kembali maksud dari ayat-ayatnya, tujuan diturunkannya ayat, dan pesan yang terkandung didalamnya.
1.7 Kerangka Teori
• Mengumpulkan beberapa tafsir al-qur’an sebagai bahan penelitian.
• Memahami tafsir-tafsir tersebut untuk mengambil isinya.
• Merumuskan masalah.
• Menggolongkan ayat-ayat dan menafsirkannya.
• Membahas dalam pembahasan.






BAB II
DESKRIPSI ISI PESAN
2.1 Tabel
No Isi pesan Indicator Tafsir ayat al-Aqur’an Interpretasi penafsiran penulis
1 Penyucian terhadap Dzat Allah dan pengagungan kepada-Nya Memahami dan mengerti tentang penyucian dzat Allah SWT. سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ
(sucikanlah nama Tuahnmu) maksudnya sucikanlah Dia dari sifat yang tidak layak bagi-Nya; lafaz ismu adalah lafaz za’id
الْأَعْلَى
(Yang Maha Tinggi) lafaz al-a’laa berkedudukan sebagai kata sifat bagi Rabbika.
Sucikanklah nama Tuhanmu dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Maksudnya sebutlah nama Allah dengan penuh keagungan dan kebesaran serta sucikanlah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.
2 Allah yang menciptakan dan menyempurnakan ciptaan-Nya. Mengagungkan Allah dengan melihat ciptaan-Nya الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى
(Yang menciptakan lalu menyempurnakan) ciptaan-Nya, yakni Dia menjadikan makhluk-Nya itu seimbang semua bagiannya dan tidak pincang atau berbeda-beda.
Dia yang menciptakan makhluk-makhluk dan menyempurnakan ciptaan-Nya dengan bentuk yang paling sempurna serta membekali semua kebutuhan-kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya.
3 Allah yang menentukan taqdir seseorang dan memberi petunjuk (untuk menuju taqdirnya) Mengetahui tentang taqdir dan tanda-tanda orang yang mendapat petunjuk. وَالَّذِي قَدَّرَ
(Dan yang menentukan) apa yang dikehendaki-Nya
فَهَدَى
(dan yang memberi petunjuk) kepada apa yang telah ditentukan-Nya berupa amal kebaikan dan amal keburukan. Menaqdirkan sesuatu yang dikehendaki-Nya kemudian memberi petunjuk kepadanya untuk meraih taqdir yang sudah ditetapkan oleh allah atasnya.
4 Allah yang menumbuhkan rerumputan (tumbuh-tumbuhan) Menganalisa kesempurnaan penciptaan-Nya terhadap tumbuh-tumbuhan. وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى
(Dan Yang mengeluarkan rumput-rumputan) atau Yang menumbuhkan rumput-rumputan.
Dan yang menumbuhkan rerumputan (tumbuh-tumbuhan hijau dan rumput-rumputan)
5 Allah menjadikan tumbuh-tumbuhan itu kering dan berubah menjadi kehitam-hitaman Mengerti dan memahami proses yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. فَجَعَلَهُ
(lalu dijadikan-Nya) sesudah rumput-rumputan itu hijau
غُثَاءً (kering) yaitu menjadi layu dan kering
أَحْوَى (kehitam-hitaman) kehitam-hitaman karena kering Dia menjadikan rerumputan itu kering dan kehitam-hitaman (warnanya karena kering)
6 Muhammad SAW tidak akan pernah melupakan Al-Qur’an tanpa seizin Allah Muhammad SAW tidak akan lupa dengan al-Qur’an. سَنُقْرِؤُكَ
(kami akan membacakan kepadamu) Al-Qur’an
فَلَا تَنسَى (maka kamu tidak akan lupa) apa yang kamu bacakan itu.
Engkau (Muhammad) tidak akan lupa dengan apa yang telah dibacakan (Al-Qur’an) kepadamu tanpa seizin Kami.
7 Allah mengetahui sesuatu yang terang dan tersembunyi serta sesuatu yang berada diantara keduanya Muhammad SAW إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ
(kecuali kalau Allah menghendaki) kamu melupakannya karena bacaan dan hukumnya telah di mansukh. Sesungguhnya Nabi SAW selalu mengeraskan suara bacaanya mengikuti bacaan Malaikat Jibril karena takut lupa. Seolah-olah dikatakan kepadanya: “janganlah kamu tergesa-gesa membacanya, karena sesungguhnya kamu tidak akan lupa. Karena itu janganlah kamu merepotkan dirimu dengan mengeraskan suaramu sewaktu kamu membacakannya “.
إِنَّهُ (Sesungguhnya Dia) yakni Allah SWT.
يَعْلَمُ الْجَهْرَ (mengetahui yang terang) maksudnya perkataan dan perbuatan yang terang-terangan
وَمَا يَخْفَى (dan yang tersembunyi) dari keduanya
Kecuali kalau Allah menghendaki (Muhammad melupakan Al-Qur’an). Sesungguhnya Dia (Allah) mengetahui sesuatu (perbuatan) yang terang dan yang tersembunyi.
8 Allah menunjukkan jalan yang mudah berupa agama islam. Umat manusia وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى
(Dan kami akan memudahkan kamu untuk menempuh jalan yang mudah) yakni syari’at yang mudah, yaitu agama islam.
Dan kami mudahkan untukmu jalan yang mudah yakni agama islam.
9 Allah memberi peringatan kepada manusia dengan Al-Qur’an Umat manusia فَذَكِّرْ
(oleh sebab itu, berikanlah peringatan) dengan Al-qur’an
إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى (karena peringatan itu bermanfaat) maksudnya memberikan peringatan dengan hal-hal yang telah disebutkan pada firman-Nya: “sayazzakkaru”, sekalipun peringatan itu tidak bermanfaat bagi sebagian diantara mereka, tetapi peringatan itu pasti bermanfaat bagi sebagian yang lain. Oleh sebab itu berilah peringatan (Al-Qur’an) karena peringatan itu bermanfaat (pada sebagian orang-orang)
10 Peringatan kepada orang-orang yang takut Allah yang didasari keyakinan akan keagungan Allah SWT. Orang-orang yang takut kepada Allah SWT. سَيَذَّكَّرُ
(akan mendapat peringatan) dan pelajaran dari peringatan itu
مَن يَخْشَى (orang yang takut) kepada Allah SWT., sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu dalam Q.S.Qaf:45. Orang-orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran (orang yang takut karena keagungan Allah SWT).
11 Orang kafir akan celaka karena mengabaikan peringatan (Al-Qur’an) Orang kafir وَيَتَجَنَّبُهَا
(akan menjauhinya) yakni peringatan itu akan ditinggalkan dan diabaikan begitu saja
الْأَشْقَى (orang yang celaka) yakni orang yang kafir. Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya (peeringatan yang telah diberikan kepada mereka).
12 Orang kafir akan dimasukkan kedalam neraka sebagai balasannya. Orang kafir الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
(yaitu orang yang akan memasuki api yang besar) yaitu api neraka ;dan api dunia dinamakan api kecil. Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar (neraka jahanam)
13 Orang kafir tidak mati dan tidak hidup di dalam neraka. Orang kafir ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا
(kemudian dia tidak mati didalamnya) hingga dia dapat beristirahat
وَلَا يَحْيَى (dan tidak pula hidup) dengan kehidupan yang menyenangkan. Dan dia tidak mati didalamnya (neraka) dan tidak pula hidup (dineraka)
14 Orang-orang yang beriman beruntung Orang-orang yang beriman قَدْ أَفْلَحَ
(sesungguhnya beruntunglah) atau mendapat keberuntungan
مَن تَزَكَّى (orang yang membersihkan diri) dengan cara beriman. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri (orang yang beriman)
15 Orang beriman ingat Tuhan-Nya kemudian shalat Orang yang beriman وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
(Dan dia ingat nama Tuhannya) seraya mengagungkan-Nya
فَصَلَّى (lalu dia shalat) maksudnya mengerjakan shalat lima waktu, hal ini merupakan perkara akhirat; tetapi orang-orang kafir mekkah berpaling daripadanya. Dan dia (orang yang beriman) ingat Tuhannya lalu mengerjakan shalat.
16 Orang kafir memilih kehidupan dunia daripada akhiratnya Orang kafir بَلْ تُؤْثِرُونَ
(tetapi kamu sekalian lebih memilih) dapat dibaca ta’ dan ya’
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (kehidupan duniawi) daripada kehidupan ukhrawi. Tetapi kamu sekalian lebih memilih kehidupan duniawi (lebih mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat)
17 Bahwa kehidupan akhirat itu lebih kekal daripada dunia. Orang beriman dan orang kafir وَالْآخِرَةُ
(sedangkan kehidupan akhirat) yang didalamnya terdapat surga
خَيْرٌ وَأَبْقَى (adalah lebih baik dan lebih kekal).
Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (yang didalamnya terdapat surga dan neraka).
18 Hal ini sudah diterangkan dalam kitab-kitab terdahulu Orang yang beriman إِنَّ هَذَا
(sesungguhnya ini) maksudnya beruntungnya orang-orang yang membersihkan dirinya dengan beriman dan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik
لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (benar-benar terdapat dalam kitab-kitab terdahulu) yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Sesungguhnya ini (beruntungnya orang-orang yang beriman) benar-benar terdapat pada kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an.
19 Diterangkan dalam suhuf Ibrahim dan suhuf Musa Orang-orang beriman dan orang-orang kafir صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
(yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa) sepuluh suhuf bagi ibrahim, dan satu suhuf bagi Musa. Yaitu suhuf Ibrahim dan suhuf Musa (taurat).









BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Makna ayat 1-13
Firman-Nya, “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi” ayat ini sebagai perintah dari Allah kepada rasul-Nya, Muhammad SAW, dan juga umatnya yang juga diperintahkan untuk menyucikan nama Tuhannya agar tidak menyebut-Nya dengan nama lain, menyebut-Nya ketika berada ditempat yang kotor atau menyebut-Nya tanpa rasa hormat. “Al-A’laa” adalah sifat Allah yang menunjukkan ketinggian-Nya, berada diatas seluruh makhluk-Nya, dan seluruh makhluk berada di bawah-Nya.Allah-lah yang menguasai dan menghukuminya, yang menciptakan dan menyempurnakan (tubuhnya). Maksudnya dari tidak ada menjadi ada, kemudian menyempurnakan ciptaan-Nya sehingga setiap makhluk sesuai dengan postur tubuhnya, yaitu menyempurnakan dan menyelaraskan bagian-bbagiann tubuhnya, sehingga tidak ada yang bertentangan, “dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan member petunjuk,” maksudnya Allah telah menaqdirkan segala sesuatu di dalam kitab taqdir, taqdir baik maupun taqdir buruk.
Kemudian Allah-lah yang memberi petunjuk kepada setiap makhluk untuk menuju taqdirnya masing-masing.akhirnya ai hanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan taqdir, tempat, waktu, dan gambarannya yang telah tertulisdalam taqdirnya tersebut, “dan yangn menumbuhkan rumput-rumputan,” yaitu tempat digembalakannya hewan ternak. Seperti rerumputan, alang-alang, dan semak belukar. “lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman,” maksudnya Allah menjadikan kering kehitam-hitaman padahal sebelumnya hijau. Inilah kelima ayat tersebut. Ayat pertama berisi perintah untuk menyucikan Allah dan empat ayat lainnya menerangkan tentang Allah sehingga semua manusia mau mengagungkan nama Allah, Dzat-Nya, dan menyucikan-Nya dari sekutu, istri, dan anak.
Allah Ta’ala berfirman, “Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa,”inilah janji Allah kepada Rasul-nya, kenapa dijanjikan seperti ini?sebabnya yaitu ketika Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallamsering di datangi malaikat jibril dengan membawa ayat yang banyak, beliau merasa takut kalau ayat-ayat tersebut akan terlupakan. Akhirnya beliaupun mempercepat bacaanya sebelum malaikat jibril selesai membacakanya.Akhirnya terjadilah sesuatu yang sangat berat pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Maka Allahta’alamanenangkan Rasul-nya dengan menjanjikan kapadanya bahwa beliau tidak akan lupa dengan ayat-ayat yang di bacakan oleh malaikat jibril kepadanya, kecuali kalau Allah menghendaki,”Seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam merasa lupa dengan sebagian ayat, maka hal ini terjadi karena adahikmah yang Allah kehendaki dalam kasus ini . Rasulullah shalallahu alaiwi wa sallam pernah lupa. akan tetapi, hal tersebut terjadi karena Allah ta’ala ingin menghapus sebagian firman-Nya. Allahta’ala berfirman, “sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi,”ayat ini membuktikan akan kemampuan Allah untuk menjaga rasul-Nya, yaitu dengan menjaga al Qur’an dan beliau tidak akan melupakannya. arti dari ayat,“ya’lamul jahro wamaa yakhfaa” yaitu Allah mengetahui segala yang tampak, seperti bacaan atau pembicaraan dan mengetahui pula apa yang disembunyikan. adapun seorang hamba tidak bisa mengetahui segala sesuatu yang disembunyikan atau ditampakkan.
firman-Nya,”Dan kami akan member kamu taufik ke jalan yang mudah” yaitu untuk menadapatkan jalan mudah yang bebes dari kesulitan, yaitu syariat islam tidak akan menyusahkan (tidak ada hal yang susah di dalam agama islam ),”Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” Allah Ta’ala berfirman, “oleh sebab itu berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,” yaitu terhadap orang-orang yang telah kami berikan keimanan kepada mereka atau tidak bermanfaat sama sekali. Rasulullah shallallahu alaihi Wasallam hanya diperintahkan untuk menyampaikan saja.Maka beliau pun telah menyampaikan dan mengingatkanya kepada orang kafir dan orang mukmin.adapun setelah itu, maka hal tersabut tergantung kapada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman, “Orang yang takut (kepada allah) akan mendapat pelajaran,” maksudnya akan mengingatkan dan menjadi ancaman terhadap orang-orang yang takut terhadap azab Allah di karenakan keimanan dan ilmu yang mereka miliki. “Dan orang-orang menjauhinya,” maksudnya mereka akan menjauhiperingatan ,”yang celaka,” yaitu orang yang palin celaka dari kedua kelompok tersebut, yaitu kelompok yang mengingat Allah dan kelompok yang tidak mengingat-Nya. “(yaitu)orang yang akan memasuki api yang besar(neraka),yaitu masuk kedalam api yang besar, api neraka pad ahari kiamat kelak.”kemudian dia tidak akan mati di dalamnya,” dikarenakan kerasnya azab, sehingga mereka tidak bisa beristirahat, “Dan tidak (pula) hidup , “Dan tidak (pula) hidup,” tidak bisa hidup tenang dan bahagia, karena kesengsaraan selalu menyelimuti mereka.Inilah nasib para penduduk neraka.
Kami berlindung kepada Allah dari nasib yang di alami penduduk neraka.
3.2 Pelajaran yang dapat diambil dari ayat 1-13
1. Kewajiban menyucikan dan mengagungkan nama Allah dari segala sesuatu yang tidak layak untuk-Nya sebagaimana wajibnya untuk menyucikan Dzat Allah dari segala sifat yang tidak layak dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.
2. Disyari’atkan untuk mengucapkan “subhaana Rabbiyal A’alaa” ketika membaca ayat “sabbihisma rabbikal a’ala”.
3. Kewajiban untuk menyucikan Allah ketika sujud, yaitu dengan mengucapkan “subhaana rabbiyal a’ala” sebanyak tiga kali atau lebih.
4. Disyari’atkan membaca surat ini pada raka’at pertama shalat witir.
5. Surat yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW adalah surat Al-A’la, karena surat ini adalah surat yang berasal dari Tuhannya yang membawa dua kabar gembirayang sangat besar. Pertama bahwa Allah akan memudahkan (beliau) kepada jalan yang mudahsehingga setiap kali beliau diberi dua pilihan, maka beliau akann memiilih yang paling mudah. Kedua bahwa Allah akan menjaganya dari sifat lupa. Maksudnya Allah akan menjadikannya tidak cepat lupa. Oleh karena itu beliau sering membaca surat ini ketika shalat berjamaah, shalat hari raya, dan dalam shalat witir setia[ malamnya.

3.3 Makna Ayat 14-19
Firma-Nya, “sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) Allah Ta’ala telah memberitahukan dengan keberuntungan seorang hamba beriman yang membersihkan dirinya. Yaitu yang telah menyucikan dirinya dengan keimanan dan amal shalih,kemudian mengingat nama tuhanya pada setiap saat. Seperti ketika bangun tidur, sebelum dan setelah shalat, ketika makan, minum dan berpakaian yang tidak pernah lapas mengingat allah. Termasuk didalamnya ketika melaksanakan shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah.
Arti kata “al-fallaahu” adalah beruntung atau selamat dari sesuatu yang ditakutidan menang dengan mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan dicintai. Adapun maksud dari“al-falaah” dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga, sebagaimana yang tercantum didalam surat Ali imron, “barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surge, mak sungguh ia telah beruntung,dan juga di dalam firman-Nya, “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi,wahai manusia, sesungguhnya kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, sehingga kalian beramal (mati-matian) untuk mendapatkan dunia dan sebaliknya kalian melupakan akhirat dan tidak beramal sedikit pun untuk akhiratmu. Inilah tabiatmu, wahai manusia, kecuali oarng yang mengingat Allah kemudian setelah beriman, ia mengerjakan shalat dan mendapatkan petunjukbahwa kehiduupan akhirat lebih baik dan lebih kekal dari pada kehidupan dunia.
Ada seorang bijak mengatakan, seandainya dunia dibuat dari emas, sedangkan akhirat dibuat tembikar,”maka orang yang berakal pasti akan memilih sesuatu yang kekeal dari pada memilih sesuatu yang akan hilang. Karena dunia akan segera hilang, sedangkan akhirat aka nada selamanya (kekal).
Firman-Nya, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan musa,” maksudnya yaitu bahwa firman Allah Ta’alayang berbunyi,”sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman,”sampai dengan firman-Nya,”lebih baik dan lebih kekal,”telah di sebutkan didalam shuhuf Ibrahim yang terdiri dari sepuluh shuhuf dan didalam kitab Nabi Musa, Yaitu didalam kitab Taurat.
3.4 Pelajaran yang dapat diambil dari ayat 14-19
1. Anjuran untuk mengeluarkan zakat, berdzikir, dan shalat. semua ini bisa dilaksanakan oleh seorang muslim (sekaligus) ketika idul fitri. Karena ia akan mengeluarkan zakat fitrah, kemudian dating ke masjid untuk bertakbir (berdzikir), kemudian ia melaksanakan shalat (shalat idul fitri). Sebagian ulama’ menyangka bahwa ayat ini diturunkan berkenaaan dengan idul fitri.
2. Perintah untuk zuhud di dunia dan selalu mengharap akhirat, karena dunia akan segera hancur dan akhirat akan kekal selamanya.
3. Kandungan semua kitab samawai adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa semua kitab tersebut benar-benar datang dari Allah dan telah Allah turunkan kepada para rasul-Nya.

3.5 Asbabun nuzul surat al-A’la
Imam tabrani telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa Nabi SAW. apabila kedatangan malaikat jibril membawa wahyu, maka sebelum malaikat jibril selesai menyampaikan wahyu-Nya Nabi SAW. telah mulai membacanya dari awal karena khawatir lupa. Maka Allah menurunkan firman-Nya: “Kami akan membacakan (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa”. (Q.S.al-A’la:6)
Didalam sanad hadis ini terapat Juwaibir yang dikenal sebagai perawi yang amat daif atau lemah.











BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data diatas bisa diambil kesimpulan bahwa, surat al-A’laa merupakan sebuah surat yang berisi tentang pengagungan dan penyucian kepada Allah SWT, peringatan kepada umat manusia bahwa setiap orang sudah memiliki taqdir masing-masing, dan Allah akan menunjukkan kepada manusia sesuai dengan taqdir yang telah ditetapkan oleh Allah atasnya. Disamping itu, orang-orang yang mengabaikan peringatan Allah yakni berupa al-Qur’an akan dimasukkan kedalam neraka sebagai balasannya dan orang-orang yang menyucikan diri dengan beriman, maka merekalah orang-orang yang beruntung dan akan dimasukkan kedalam surga-Nya.
Surat al-A’laa juga mengandung anjuran untuk melakukan zakat, dzikir, dan shalat.seseorang bisa melakukan ketiga perbuatan tersebut secara berurutan. Yakni ketika pada bulan Ramadhan sudah habis, maka orang muslim diwajibkan membayar zakat fitrah sebelum melakukan dzikir (membaca takbir) dimasjid dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan shalat Idul fitri berjamaah. Zuhud juga merupakan perintah yang terdapat didalam surat al-A’laa. Zuhud adalah perbuatan mementingkan kepentingan akhirat daripada kepentingan dunia karena kepentingan akhirat dinilai lebih kekal daripada kepentingan dunia. Urusan dunia hanyalah sementara dan akan rusak.












DAFTAR PUSTAKA

Noer, Azhari, Kautsar;2002, Isyarat Illahi, Tafsir Juz ‘amma Ibn Arabi,Iman dan Hikmah. Mampang Prapatan-Jakarta.
Syaikh Abu Bakar Al-jazairi; 2009, Tasir Al qur’an Al-Asar, jilid 7, Darus Sunnah Press. Jati Negara.
Imam Jalaluddin Al-Manalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti; 2009, Tafsir Jalalain, berikut Asbabun Nuzul, jilid2, Sinar Baru Al-Gen.sindo Bandung.
Muhammad Al-Hifnawi dan Muhammad Hamid Utman; 2009, Al-Qurtubi Juz ‘amma, Pustaka Azzam. Jakarta Selatan.
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimun; 2010,Tafsir Juz ‘amma, Pustaka Al-Tibyan.

3 komentar: